Suarankri.com – Aksi brutal para supporter Persija, The Jakmania, menyisakan luka mendalam bagi para korban. Salah satunya adalah keluarga d...
Suarankri.com – Aksi brutal para supporter Persija, The Jakmania, menyisakan luka mendalam bagi para korban. Salah satunya adalah keluarga dari Ratam (63) pedagang minuman asongan yang ditemukan tidak bernyawa dalam kondisi tersungkur dan di wajahnya terdapat luka. Saat itu, Ratam sedang mengais rezeki di sekitar Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
“Memang meninggalnya itu karena jantung. Dan saat lagi jualan terjadi bentrok, mungkin kakak saya itu panik dan kaget jadi sakit jantungnya kambuh,” jelas adik kandung korban, Rahmat.
Saat ditemukan, kondisi korban tersungkur masuk ke dalam sebuah parit. Sementara di bagian wajahnya terdapat luka yang diduga bekas lemparan benda tumpul.
“Kalau dagangannya sudah gak ada, hilang semua,” ucapnya.

Rahmat menuturkan, sejak lima tahun lalu, kakaknya merantau ke Jakarta untuk mengais rezeki dengan menjadi pedagang asongan di daerah Senayan. Hal itu dilakukan korban setelah istrinya meninggal, sementara ketiga anaknya masih tinggal di Dusun Pahing, Desa Mungkaldatar, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan.
Meski demikian, Rahmat dan keluarga mengaku tidak menaruh dendam.
“Saya dan keluarga tidak ada dendam apa pun. Saya berharap semoga tidak kembali terulang, dan cukup kakak saya jadi korban,” katanya.
Sementara itu Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, menyempatkan diri menemui Rahmat dan keluarga untuk memberikan santunan. Pria yang akrab disapa Kang Dedi itu menilai kasus serupa tidak boleh terjadi lagi di kemudian hari karena secara tidak langsung sudah merugikan banyak orang baik secara fisik maupun materi.
“Kementerian terkait, Polri, dan TNI harus duduk bersama segera merumuskan apa yang harus dilakukan. Suporter di Indonesia ini sudah seperti agama baru yang fatwa pemimpinnya harus dilakukan, meskipun itu membunuh lawan sekali pun,” beber Dedi.
“Ini bisa masuk kategori teror dan cikal perpecahan keberagaman di Indonesia. Ini harus segera dicari solusi dan tindakan tegas agar tidak lagi terulang,” pungkas Dedi.
(detik.com)
Source link