Suara NKRI – Tim yang dipimpin Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli memutuskan menghentikan selamanya pembangunan proyek reklamasi P...
Suara NKRI – Tim yang dipimpin Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli memutuskan menghentikan selamanya pembangunan proyek reklamasi Pulau G, Jakarta Utara. Pihaknya menilai pengembang pulau G yakni PT Muara Wisesa, anak usaha Agung Podomoro Land dianggap telah melakukan pelanggaran berat.
“Kami putuskan membatalkan pembangunan pulau G untuk waktu seterusnya,” ujar Rizal.

Pelanggaran berat yang dimaksud adalah membahayakan lingkungan, proyek vital yang strategis, membahayakan pelabuhan, maupun membahayakan lalu lintas laut. Sebelum ada pulau itu, kapal nelayan dengan mudah mendarat, parkir di Muara Angke.
“Tata cara pembangunannya secara teknis betul-betul sembarangan, merusak lingkungan, mematikan biota dan sebagainya,” ucapnya.
Tidak hanya menghentikan selamanya pembangunan Pulau G, komite gabungan juga meminta pengembang membongkar semua bangunan yang sudah berdiri. Karena selanjutnya, pulau di Teluk Jakarta itu akan dijadikan lahan terbuka hijau.
“Apakah nanti itu diambil alih oleh negara, digunakan untuk reboisasi,” kata Rizal Ramli.
Meski pasrah dengan keputusan itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok tak bisa menyembunyikan kekecewaannya.
Mantan Bupati Belitung Timur itu juga heran dengan alasan Menko Rizal bahwa reklamasi Pulau G terjadi pelanggaran berat karena mencemari lingkungan, lingkungan hidup, proyek vital strategis, pelabuhan, dan lalu-lintas laut.
Ahok menilai pulau C dan D jauh lebih merusak. Selain di Pulau C, D, dan G, pengurukan lahan tanpa izin yang terjadi di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) yang dikelola PT Karya Citra Nusantara (KCN) juga disebut melanggar aturan.
PT KCN mengeruk lahan tanpa izin seluas 12 hektare, yang dijadikan tempat untuk menyimpan stok pasir, batu bara, dan bahan lainnya. Alhasil, Ahok heran mengapa Pulau G dihentikan, sedangkan reklamasi yang dilakukan oleh KCN tidak dihentikan.
“Kalau soal mencemarkan, Pulau C dan D lebih mencemarkan, kalau dilihat dari peta udara. Kalau dilihat dari tim kajian,” ucap Ahok.
(merdeka.com)
Source link